Camping di Gunung Bromo
Kali ini mau cerita pengalaman traveling ditahun 2017. Ceritanya sudah
lama tapi kenangannya masih ada. Ceeilaahhh. Kenapa masih ada kenangannya? Ya
karena memang berkesan sekali. Itu adalah pengalaman traveling naik motor pertama kali bersama rombongan. Kalau cuma
berlima apa bisa disebut rombongan ya? Hehe. Detailnya dua orang laki-laki dan tiga
orang perempuan yang mengendari tiga motor. Berarti ada dua motor yang dipakai
berboncengan dan satu lagi berkendara seorang diri. Ini adalah perjalanan yang
seru dan menyenangkan.
Malam sebelumnya kami sudah
berdiskusi tentang barang-barang apa saja yang akan dibawa beserta perlengkapan
lainnya, jalan mana yang akan kami lalui dan siapa saja yang membawa motor. Hal
penting yang harus dilakukan sebelum
melakukan perjalanan adalah briefing.
Perjalanan dimulai sekitar jam 10 pagi dari Kediri. Kami berkumpul di salah
satu rumah teman, tepatnya di daerah Dlopo. Karena perjalanan ini menggunakan
motor dan saya termasuk yang membawa motor, jadi kendaraan ini kondisinya harus
prima. Sehingga saya menyempatkan untuk servis motor sebelum berangkat. Setelah
semuanya lengkap barulah kita berangkat. Oiya, saya mengendarai motor berboncengan
dengan salah teman perempuan. Motor yang saya kendarai adalah Honda Beat yang
saya beri nama Beaty. Hehe.
Area camping di Bromo |
Perjalanan dari Kediri ke Bromo ini normalnya ditempuh sekitar 3 jam 5 menit dengan jarak sekitar 127 km kalau diliat dari gmaps. Rutenya dari Kediri kemudian menuju Pare, dilanjut arah Pujon dan Batu. Rute ini memang biasa dilalui bagi pengendara mobil maupun motor jika akan ke Malang. Jalanannya naik turun dan banyak belokan tapi tidak begitu ekstrem. Pemandangannya sudah pasti view sawah dan gunung. Tapi hati-hati ketika musim hujan karena sering terjadi longsor. Bagi yang sudah sering lewat jalanan ini sudah pasti hafal ya belokannya. Mau berkendara dengan kecepatan tinggi atau sedang sudah bisa dikira-kira. Juga tidak ragu kalau hendak menyalip kendaraan di depannya. Tapi juga tetap diperhatikan keselamatannya juga. Tidak usah ngeyel mau nyalip kalau jalan di depan tidak terlihat. Seingat saya, kami juga mampir untuk melakukan sholat dhuhur di masjid sekitar Batu. Sekalian sembari rehat sejenak. Mengistirahatkan motornya juga supaya tetap nyaman digunakan berkendara.
Sesampainya di Terminal
Landungsari, daerah sekitaran Universitas Muhammadiyah Malang. Kami menyewa
tenda yang nantinya digunakan untuk camping
disana. Sebenarnya lupa nama persewaan tendanya. Tapi kalau dilihat dari google
maps, namanya Kaldera Outdoor Rent. Tempatnya di dekat pintu masuk Terminal
Landungsari. Kami memesan tenda dengan kapasitas 5 orang dengan double layer. Tidak lupa juga sewa nesting
untuk memasak saat camping. Untuk harga silahkan cek langsung di Instagram
@kalderaoutdoor_rentt. Nah perlengakapan tenda ini dibawa oleh teman yang
berkendara sendiri dengan motornya.
Perjalanan berlanjut, dari
persewaan tenda kami mulai memasuki Malang Kota. Tidak lama kemudian kami
langsung berjalan ke arah Tumpang. Sesampainya disini, kami rehat lagi untuk
mengisi perut dulu. Perut sudah mulai lapar karena sedari tadi belum makan.
Kami mencari warung terdekat dan memesan menu yang tersedia. Disini saya mulai
sadar, karena acaranya camping di
gunung jadi saya sengaja tidak memesan makanan pedas. Akhirnya saya memesan
bakso tanpa sambal. Padahal sebenarnya suka makanan pedas. Demi kebaikan diri
sendiri ya dan tidak mau ribet nantinya. Hehe. Setelah makan, kami lanjut pergi
ke Indomaret untuk membeli perbekalan yang dirasa masih kurang dan juga isi
bensin. Karena setelah Tumpang tidak ada pom bensin lagi, jadi kami harus isi
bensin motor terlebih dulu. Benar saja, setelah melewati Tumpang memang tidak
ada pom bensin lagi. Jadi keputusan yang tepat mengisi bensin di Tumpang. Bensin
motor aman selama berada di Gunung Bromo.
Ketika mulai memasuki kawasan Pintu
Gerbang Gunung Bromo, sudah pasti ya jalanannya lebih ekstrim apalagi
tanjakannya. Hal yang saya pribadi ikut-ikutan teman ketika berkendara
melintasi tanjakan adalah berkendara secara zigzag karena dengan manuver ini
mesin tidak terlalu berat untuk mendukung kendaraan naik di tanjakan. Tapi hal
ini bisa dilakukan jika jalanannya sepi atau sedang kosong. Baru tau sih. Hehe.
Memang jika sedang berkendara di jalan pegunungan agak deg-deg an ya. Motornya
aman apa tidak, lewat tanjakan kuat apa tidak, sopirnya bisa apa tidak. Hal-hal
semacam itulah yang kadang membuat khawatir. Selain pemandangannya yang memanjakan
mata, tapi kita juga harus tetap berhati-hati baik di jalanan curam maupun
landai. Hal yang saya takuti selama perjalanan ketika jalan landai atau
turunan. Saya merasa tidak yakin untuk berkendara karena sempat ada trauma
melihat motor yang mengalami rem blong. Akhirnya saya bergantian sejenak dengan
teman selama jalan turun tersebut. Apalagi motor yang saya kendarai adalah motor
matic.
Ketika keadaan jalanan sudah
mulai terkedali, akhirnya saya bergantian menyetir kembali dengan teman. Kali
ini sudah masuk kawasan Gunung Bromo, tepatnya sekitaran Bukit Teletubies.
Sepanjang jalan hanya bisa menikmati indahnya area ini. Jalannya mulai agak
susah, apalagi untuk motor matic ya.
Kami pun sempat terjatuh ketika hampir sampai di area camping karena jalannya sedikit menanjak, berpasir dan ada banyak
batu-batu disekitaran. Bukannya merasa sakit atau marah, yang ada malah tertawa
ngakak. Motor pun sempat mati mesin setelah oleng. Wkwkwkwk. Akhirnya setelah
perjalanan panjang, kami pun sampai di Bukit Teletubbies. Tepat sebelum magrib
kami sampai. Senang sekali yang pasti, meskipun terasa capek tapi hilang
seketika. Namanya traveling
rame-rame, estimasi waktu kedatangan sekitar 3 -4 jam malah jadi 7 jam.
Setelah sampai dan rehat sejenak,
kami pun langsung memasang tenda. Kalau yang ini tugasnya para laki-laki sih
ya, saya hanya mengamati saja. Hehehe. Tenda pun jadi dan kami langsung menata
tas dan barang-barang lainnya di tenda. By
the way, sewaktu camping di sini,kami
tidak sendiri. Tapi ada komunitas lain yang juga sedang camping. Jadi rame kan. Soal mandi jangan ditanya ya, kami tidak
ada yang mandi sampai esok hari. Hahahaha.
Malam pun tiba. Kami siap-siap
untuk memasak dengan menggunakan nesting yang sudah kami sewa. Masaknya bukan
masak berat ya. Hanya masak mie rebus dan air hangat seingat saya. Lagi lagi
karena saya menyadari disini akan susah kalau mau BAK maupun BAB jadi saya
tidak begitu banyak makan. Bukan tidak makan, tapi hanya makan seperlunya.
Selebihnya kami bercengkrama, menikmati keindahan langit, bersenda gurau sambil
ghibah soal kantor..upss.. jangan ditiru ya. Hehe. Langit malam itu sangat
indah karena cuaca juga cerah. Jadi bisa melihat milky way. Sugguh beruntung
diri ini. Bersyukur juga bisa dijiinkan untuk menikmati momen ini.
![]() |
Dok.pribadi : Foto di tenda |
Malam semakin larut dan hawa
semakin dingin kami pun bergegas untuk tidur dan menyambut esok hari di Bukit
Teletubbies Gunung Bromo. Beruntung punya jaket tebal dan membawa selimut. Jadi
bisa tidur lelap. Hehehe.
Cerita belum berakhir, keesokan
harinya kami menyempatkan melewati area gurun pasir di Bromo. Sekaligus
melanjutkan perjalanan pulang ke Kediri. Setelah sarapan dengan makanan
seadanya kami bergegas untuk berangkat. Waktu itu kendaraan roda dua masih
diperbolehkan untuk melintas di area gurun pasir. Pengalaman pertama bagi saya,
berkendara disini. Harus pintar-pintar memilih lintasan karena jalannya
berpasir. Saya memutuskan berkendara sendiri sambil membawa barang-barang
karena khawatir terpeleset jika berboncengan. Sempat juga beberapa kali
terpeleset pasir tapi beruntungnya tidak sampai terjatuh. Masih bisa ditahan
dengan kaki. Di area gurun pasir ini, kami berlima tidak lupa untuk berfoto.
Mengabadikan momen bepergian bersama. Seru dan menyenangkan.. Ini adalah cerita
pengalaman pertama saya Camping di Gunung Bromo.
![]() |
Dok.pribadi |
Dok.pribadi |
Dok.pribadi |
Komentar
Posting Komentar